story of my life, my heart, my friend's, and more..

Selasa, 05 November 2013

kangeeeen :')

Ini Video Astri Septiani untuk Dwi Nur Rahmawati :


Sebenernya ada satu video ulang tahun lagi masa SMA, ulang tahun aku dari temen2 deket. Tapi ga akan gin upload. Kenapa ?! karena takut terjadi apa2. ini kuenya aja yah yg diliatin :') ummmm enak bangeett :9

sama ini foto orang-orangnya :
 masih pada imut-imut gimanaaa gitu yah haha di situ ada yg kurang, yaitu tubagus sama akhmad :D 

Jumat, 08 Maret 2013

Melewatkanmu :')

Gapapa dong yah gue curhat dikit haha nih jujur aja yah perasaan gue sekarang itu bener-bener kaya lagu adera yang melewatkanmu, bener-bener sama banget. yaaaa....meskipun disebut galau atau lebay tapi ya emang ini perasaan gue sekarang :') nih lagunya :


sedih yah .. galau yah .. gundah gulana yah .. yaudahlah yaaaaa namanya juga anak muda =)) haha 
oke jangan galau :) sekarang gini aja, percaya deh Allah SWT itu kan Maha Adil. jadi ya tenang aja "kalau jodoh ga akan kemana" :) hhhmmmmm oke Fighting GIN !!!!! :')

Selasa, 05 Maret 2013

CERMIN

Cermin retak pinggirnya tajam menggores jari-jemari
penuh luka, tak ada tangis tak ada kepedihan menyelimuti sanubari.
tak ada keluhan menguak  rasa diri :
sudah habis luka tergores
sudah habis darah mengalir
sudah habis kepedihan menusuk harga diri.

Wajah setengah baya, rambut mulai memutih
perlahan-lahan jari-jemari menyusuri guratan-guratan masa lalu
tak ada kepedihan yang tertahan, semua sudah habis!
dimakan usia!

Cermin retak pinggirnya tajam menggores hati-sanubari
menyayat-nyayat penuh luka, tak ada tangis membawa kepedihan
semua sudah habis
ditelan bayang-bayang wajah tua penuh guratan
hampir mati.

Cermin retak mengingatkan wajah negeri  penuh batu, pisau dan duri!
menceritakan perjalanan sejarah, hiruk-pikuk, penuh fitnah dan kemunafikan!
tak ada belas kasihan untuk negeri ini :
sudah habis hati sanubari
sudah habis rasa cinta memiliki
sudah habis cinta sesama anak negeri
semua hilang, dimakan nilai budaya-budaya asing, yang selalu merasuk,
menggerogoti hingga tulang sumsum generasi bau kencur hingga generasi bau tanah,
tak mau menerima keagungan budaya sendiri, yang dibentuk dari nilai-nilai luhur
cerminan dari lima sila yang saling berkaitan satu sama lain memperkokoh nilai satu kesatuan utuh tak terpisahkan oleh perubahan zaman sampai kapanpun,
digali dari ajaran budi pekerti, adab, sopan santun, rasa keadilan, saling menghormati dan jiwa kegotong-royongan yang selalu mewarnai setiap gerak langkah kehidupan di bumi periwi :
warisan buah pikiran dan kerja keras pendahulu negeri.

Namun cermin kini kupegang hanya diam terpaku menatapi wajahku
meminta pertanggungjawabanku, meminta dan menggugah rasa kepedulianku, sedangkan aku tak kuasa menahan luka jemari menganga, hingga terlihat daging memerah hampir kehitaman.
sudah habis lukanya
sudah habis darahnya
sudah habis pula rasa sakit hati ini
meskipun rasa tanggung jawab tak berarti apa-apa
meskipun rasa kepedulian pun tak berbuah apa-apa. 

Cermin semakin retak pinggirnya masih menggores jari-jemariku
semakin kubiarkan lukanya, meskipun tangis kutahan
entah sampai kapan kepedihan tak dapat dibendung bersamaan matinya jiwa ini
bersamaan matinya jiwa anak bangsa di negeri sendiri.

Senin, 24 Desember 2012

Sayap

Ketika sayap ini bisa membuka lebar-lebar untuk terbang tinggi
Disaat itu juga ada yang menahan sayap ini untuk terbang
Ketika sayap ini sudah bisa terbang dengan indah dan dengan sangat tinggi
Tapi disaat itu juga ada yg merusaknya dan sayap itupun sampai tidak bisa terbang kembali

Kamis, 30 Agustus 2012

happy birthday

Happy Birthday, u're my inspiration, u're my imagination, u're my boy, u're my best friend, u're my everything other than my mom ({}) MFR ;;)

Senin, 29 November 2010

Stories from Winnie the Pooh

Although Milne wrote mostly plays and novels, the Pooh stories remain his best known work. For those not familiar with the wonderful way of writing of Alan Alexander Milne, I have selected extracts from his Winnie the Pooh stories to give you a quick impression. The first of these is two parts from 'In which Pooh goes visiting and gets into a tight place', the second chapter from 'Winnie-the-Pooh', which was first published on October 14, 1926 by Methuen & Company. Secondly, two parts from 'In which Tigger comes to the Forest and has breakfast' and thirdly, two parts from 'In which it is shown that Tiggers don't climb trees,' chapter two and four from 'The House at Pooh Corner,' published on October 11, 1928.
Pooh Goes Visiting
Pooh always liked a little something at eleven o'clock in the morning, and he was very glad to see Rabbit getting out the plates and mugs. Having a mouthful of something at Rabbit's is very nice indeed, but squeezing back out of the front door again is quite another matter. When Pooh finds himself a Wedged Bear, there's nothing to do but wait until he gets thin again. Oh Bother! 
Tigger Comes to the Forest
Pooh was just going to say 'Hallo!' for the fourth time when he thought that he wouldn't, so he said, 'Who is it?' instead. 'Me,' said a voice. 'Oh!' said Pooh. 'Well, come here.' So Whatever-it-was came here, and in the light of the candle he and Pooh looked at each other. 'I'm Pooh,' said Pooh. 'I'm Tigger,' said Tigger. And that's the beginning of some very bouncy stories.
Tiggers Don't Climb Trees
'Can they climb trees better then Pooh?' asked Roo, stopping under the tallest Pine Tree, and looking up at it. 'Climbing trees is what they do the best,' said Tigger. 'Much better then Poohs.' 'Could they climb this one?' 'They're always climb trees like that,' said Tigger. And indeed, climbing trees is what Tiggers do best....but coming down is quite another matter! 
Short Stories from Pooh Fans
Just Pooh ran an exciting story competition in early 2008. To enter, fans needed to write a short Pooh story, poem or recipe. We received many wonderful entries and you can enjoy these stories and poems on this page.